POSISI PRONASI

MAKALAH
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
POSISI PRONASI
DOSEN PEMBIMBING :
Anita Joeliantina, SKep., Ns,M.Kes
Disusun oleh :
Fitri  Qur’ani                  (P27820113004)
Afidah Risdyana            (P27820113017)
Ukhidza Fitratul H.        (P27820113010)
Yuslimatul Jannah          (P27820113023)
Nurul Hidayati I            (P27820113029)
Intan Ramadhani S.       (P27820113035)


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
PRODI D-III KEPERAWATAN SOETOMO
TAHUN AKADEMIK 2013/2014


KATA PENGATAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia dengan judul “Posisi Pronasi”.
             Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk jalan yang benar yakni agama islam.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan karena minimnya pengetahuan penulis, untuk itu kritik dan saran menuju sempurnanya karya tulis ini senantiasa di harapkan oleh penulis. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada Anita Joeliantina, SKep., Ns,M.Kes  yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian makalah ini, dan kepada pihak yang bekerjasama dalam penyelesaian makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Tidak ada yang bisa kami perbuat untuk membalas budi, arahan serta bimbingan dan motivasi, kami berharap semoga amal baiknya di terima Allah SWT sebagai amal sholeh, Amin. 
                                                                                            Surabaya, 02 Desember 2013
                                                                                                                                                  Penyusun



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
1.3  Tujuan........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Posisi Pronasi........................................................................................... 3
2.2  Tujuan Posisi Pronasi................................................................................................. 3
2.3  Indikasi Posisi Pronasi............................................................................................... 3
2.4  Kontraindikasi Posisi Pronasi.................................................................................... 3
2.5  Persiapan Alat............................................................................................................ 3
2.6  Prosedur Pelaksanaan posisi pronasi.......................................................................... 4
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan................................................................................................................ 6
3.2  Saran.......................................................................................................................... 6 
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................7


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
       Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari segi anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk, berjalan, hal ini salah satunya disebabkan berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring.
       Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu : mobilisasi secara pasif dan mobilisasi secara aktif. Mobilisasi secara pasif, yaitu : mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubunya dengan cara dibantu oleh orang lain secara total atau keseluruhan. Mobilisasi aktif yaitu : dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain.
       Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan pasien. Secara psikologis mobilisasi akan memberikan kepercayaan pada pasien bahwa dia merasa mulai sembuh. Perubahan gerakan dan posisi ini haus diterangkan pada pasien atau keluarga yang menunggui. Pasien dan keluarga akandapat mengetahui manfaat mobilisasi, sehingga akan berpartisipasi dalam pelaksanaan mobilisasi. Salah satu posisi mobilisasi yang akan dibahas pada maklah ini adalah posisi pronasi (tengkurap).
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian posisi pronasi?
2.      Apa tujuan dari posisi pronasi pada pasien?
3.      Apa indikasi dari posisi pronasi pada pasien?
4.      Apa kontraindikasi posisi pronasi pada pasien?
5.      Mengetahui persiapan alat untuk memposisikan pasien pada posisi pronasi?
6.      Bagaimana proses tindakan memposisikan pasien pada posisi pronasi?
1.3  Tujuan
1.      Mengetahui  pengertian posisi pronasi.
2.      Mengetahui tujuan dari posisi pronasi pada pasien.
3.      Mengetahui indikasi dari posisi pronasi pada pasien.
4.      Mengetahui kontraindikasi posisi pronasi pada pasien.
5.      Mengetahui persiapan alat untuk memposisikan pasien pada posisi pronasi.
6.      Mengetahui proses tindakan memposisikan pasien pada posisi pronasi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1          Pengertian Posisi Pronasi
Posisi Pronasi adalah posisi klien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesamping.
2.2          Tujuan Posisi Pronasi
1.      Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
2.      Mencegah  fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3.      Membantu drainase dari mulut sehingga berguna bagi klien pascaoperasi mulut atau tenggorokan.
2.3  Indikasi
Beberapa indikasi pada pasien :
1.      Untuk klien yang baru sembuh dari pembedahan pada mulut atau kerongkongan.
2.      Hanya dapat dilakukan pada klien yang punggungnya dapat diluruskan secara tepat, dan dilakukan dalam waktu cepat.
2.4  Kontraindikasi
           
Beberapa indikasi pada pasien :
1.      Tidak disarankan untuk orang yang bermasalah pada daerah servikal atau lumbal tulang belakang.
2.      Untuk klien dengan masalah jantung dan pernafasan, karena akan menyebabkan mati lemas, dan pembatasan perluasan dada.
2.5  Persiapan Alat
1.      Sarung tangan (jika diperlukan)
2.      Tempat tidur
3.      Bantal kecil
2.6  Prosedur pelaksanaan posisi pronasi
No
Langkah-langkah
Rasional
1.
Jelaskan pada pasien tentang tujuan/manfaat dari posisi ini.
Agar pasien mengetahui manfaat dariposisi pronasi
2.
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
Mengurangi transmisi mikroorganisme
3.
Baringkan klien pada posisi terlentang di tengah tempat tidur
Memberikan kemudahan pada klien dan menggunakan perubahan posisi klien tanpa melawan gravitasi
4.
Gulingkan klien dengan lengan di posisikan dekat ke tubuhnya dengan sikat lurus dan tangan di atas pahanya. Posisikan tengkurap di tengah tempat tidur yang datar
Memberikan posisi pada klien sehingga mkelurusan tubuh dapat di pertahankan
5.
Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal kecil. Bila banyak drainase dari mulut, maka pemasangan bantal mungkin di kontraindikasikan
Menurunkan fleksi atau hiperekstensi vertebra servikal
6.
Letakkan bantal kecil di bawah abdomen klien di bawah ketinggian diafragma
Mengurangi tekanan pada payudara jika klien wanita, menurunkan hiperekstensi vertebra lumbar, dan memperbaiki pernafasan dengan menurunkan tekanan pada diafragma karena kasur
7.
Posisikan kaki pada sudut yang tepat, gunakan bantal untuk meninggikan ibu jari
Mencegah foot-drop dan menurunkan rotasi eksternal kaki dan tekanan pada ibu jari karena kasur
8.
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Menurunkan transmisi organisme
9.
Catat pada catatan perawat tentang posisi baru klien
Mendokumentasikan bahwa prosedur telah di lakukan




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Posisi Pronasi adalah posisi klien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesamping. Dilakukan pada pasien imobilisasi untuk mencegah terjadinya ulkus dekibitus dan membuat pasien mudah untuk ekskresi setelah proses operasi. Terdapat tujuan, indikasi, kontra indikasi dan proses tindakan dalam pengaturan posisi pronasi pada pasien.
3.2  Saran
Dari pembahsan diatas diharapkan mahasiswa dapat memahami bagaimana cara merubah posisi pasien dan dapat mengetahui beberapa tujuan dan hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan posisi pronasi.




DAFTAR PUSTAKA
Anonim : http://www.scribd.com/doc/156788496/makalah-mobilisasi  (diakses pada 27-11-2013 pukul 21:00)

MAKALAH BIOLOGI PROSES EJAKULASI

MAKALAH BIOLOGI PROSES EJAKULASI DOSEN PEMBIMBING Indriatie, SKp, M.M.Kep DISUSUN OLEH : 1. Fitri Qur’ani (P27820113004) 2. Mila Erliya P T (P27820113005) 3. Nia Puspitasai (P27820113008) 4. Faisal Rahman R (P27820113012) 5. Afidah Risdyana (P27820113017) 6. Nurul Hidayati I. (P27820113029) 7. Dewi Febriana (P27820113033) 8. Dian Ayu Q D (P27820113037) 9. Wahyu F (P27820113021) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA PRODI D-III KEPERAWATAN SOETOMO TAHUN AKADEMIK 2013/2014 KATA PENGATAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Biologi dengan judul “Proses Ejakulasi”. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk jalan yang benar yakni agama islam. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan karena minimnya pengetahuan penulis, untuk itu kritik dan saran menuju sempurnanya karya tulis ini senantiasa di harapkan oleh penulis. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Hj. Masamah Al, SKM, S. Kep yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian makalah ini, dan kepada pihak yang bekerjasama dalam penyelesaian makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya. Tidak ada yang bisa kami perbuat untuk membalas budi, arahan serta bimbingan dan motivasi, kami berharap semoga amal baiknya di terima Allah SWT sebagai amal sholeh, Amin. Surabaya, 28 September 2013 Penulis DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 1 1.3 Tujuan 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ejakulasi 2 2.2 Proses Ejakulasi 2 2.3 Cara Mengatasi Ejakulasi Dini 5 2.3.1 PengertianEjakulasiDini.................................................. 5 2.3.2 Faktor Penyebab Ejakulasi Dini....................................... 5 2.3.3 Gejala Ejakulasi Dini........................................................ 6 2.3.4 Cara Mengatasi Ejakulasi Dini......................................... 6 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 8 3.2 Saran 8 DAFTAR PUSTAKA 9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biologi reproduksi ialah studi proses pertumbuhan organisme untuk menghasilkan keturunan baru. Reproduksi sangat penting dalam kehidupan karena merupakan proses untuk melanjutkan keturunan dan kelangsungan hidup manusia. Untuk menghasilkan individu baru manusia harus melakukan proses-proses reproduksi yang diawali dengan hubungan intim. Pada saat berhubungan intim antara pria dan wanita, sperma dari saluran reproduksi pria didalam vagina wanita, akan dilepaskan cairan mani berisi sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Ejakulasi merupakan proses pengeluaran sperma, suatu proses alami yang akan di alamai setiap manusia yang behubungan intim, kita perlu mengetahui bagaimana tahapan ejakulasi, sehingga kami menyajikan makalah dengan judul “Proses Ejakulasi”. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, rumusan masalahnnya adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan pengeluaran sperma (ejakulasi)? 2. Bagaimana proses ejakulasi? 3. Bagaimana cara mengatasi ejakulasi dini? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan daripada penulisan makalah ini adalah : 1. Mengetahui tentang pengertian ejakulasi. 2. Mengetahui proses ejakulasi. 3. Mengetahui cara mengatasi ejakulasi dini.   BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ejakulasi Ejakulasi (ejaculation) adalah proses pengeluaran air mani (biasanya membawa sperma) dari saluran reproduksi pria dan biasanya disertai dengan orgasme. Ini biasanya (secara alamiah) merupakan tahapan akhir atau puncak rangsangan seksual, dan merupakan sebuah komponen penting dari konsepsi alam. Ejakulasi juga terjadi secara spontan selama tidur (“mimpi basah”). Alat yang reproduksi yang berhubungan dengan proses ejakulasi adalah saluran pengeluaran yang terdiri dari epididimis (tempat penyimpanan sperma sementara), vas deferens (saluran sperma), saluran ejakulasi (mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra), uretra (sebagai saluran kelamin yang berasal dari katung semen), kelenjar asesoris (memberi tambahan getah pada sperma yang berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma), vesikula seminalis (memilki dinding yang menghasilkan makanan yang merupakan sumber makanan untuk kelangsungan hidup sperma), kelenjar prostat. 2.2 Proses Ejakulasi 1. Stimulan Pendahuluan terjadinya ejakulasi biasanya berupa gairah seksual laki-laki yang menimbulkan ereksi (tegang) pada penis, meskipun dalam hal ini tidak setiap rangsangan atau ereksi mengarah pada ejakulasi. Rangsangan seksual yang dialami penis saat hubungan seksual di vagina, mulut dan dubur, atau rangsangan manual (masturbasi) dapat memberikan stimulus yang diperlukan bagi seorang pria untuk mencapai orgasme dan ejakulasi. Laki-laki mencapai orgasme biasanya setelah 5-10 menit setelah dimulainya hubungan intim penis-vagina, dengan mempertimbangkan keinginan mereka dan orang-orang dari pasangan mereka. Sebagian besar pria dapat mencapai orgasme cepat atau menunda sampai nanti jika itu memang mereka inginkan. Sebuah stimulasi yang berkepanjangan baik melalui pemanasan (mencium, membelai dan stimulasi langsung zona sensitif seksual sebelum penetrasi selama hubungan seksual) atau mengocok (selama masturbasi) meningkatkan rangsangan untuk mencapai puncak dan biasanya menghasilkan pengeluaran suatu cairan pra-ejakulasi. Sementara kehadiran sperma dalam cairan pra-ejakulasi dianggap langka, sperma dari ejakulasi sebelumnya (terakhir) masih ada pada uretra dapat ikut terbawa dalam cairan pra-ejakulasi. Penting untuk dicatat bahwa beberapa kuman penyakit menular (termasuk HIV) sering dapat hadir dalam pra-ejakulasi. Ejakulasi dini adalah ungkapan yang digunakan ketika ejakulasi terjadi sebelum waktu yang dikehendaki. Jika seorang pria tidak bisa ejakulasi dalam waktu yang tepat setelah rangsangan seksual yang lama, meskipun keinginannya untuk melakukannya, hal itu disebut ejakulasi tertunda atau anorgasmia. Sebuah orgasme yang tidak disertai dengan ejakulasi dikenal sebagai orgasme kering. 2. Ejakulasi Ketika seorang pria telah mencapai tingkat rangsangan yang cukup, ejakulasi pun dimulai. Pada titik itu, di bawah kendali sistem saraf parasimpatik, air mani yang mengandung sperma dimuncratkan keluar. Air mani yang dikeluarkan melalui uretra disertai dengan irama kontraksi. Kontraksi ritmis ini adalah bagian dari orgasme laki-laki. Mereka dihasilkan oleh otot bulbospongiosus di bawah kendali refleks tulang belakang pada tingkat saraf tulang belakang S2-4 melalui saraf pudenda. Orgasme laki-laki yang khas berlangsung beberapa detik. Setelah awal orgasme, kumpulan-kumpulan air mani mulai mengalir dari uretra, mencapai puncak pelepasan dan kemudian berkurang mengalir. Orgasme yang khas terdiri dari 10-15 kontraksi, meskipun pria tidak mungkin secara sadar mengetahui berapa banyak itu terjadi. Setelah kontraksi pertama telah terjadi, ejakulasi akan terus sampai selesai sebagai suatu proses spontan. Pada tahap ini, ejakulasi tidak dapat dihentikan. Tingkat kontraksi secara bertahap melambat selama orgasme. Kontraksi awal terjadi pada interval rata-rata 0,6 detik dengan meningkatnya kenaikan sebesar 0,1 detik per kontraksi. Kontraksi kebanyakan pria maju dengan interval berirama teratur selama orgasme. Banyak pula pria yang mengalami kontraksi yang tidak beraturan selama orgasme. Ejakulasi dimulai pada kontraksi pertama atau kedua dari orgasme. Bagi kebanyakan pria semburan pertama terjadi selama kontraksi kedua. Semburan pertama atau kedua biasanya merupakan pengeluaran cairan mani yang terbesar dan dapat berisi 40 persen atau lebih dari total volume ejakulasi. Setelah puncak ini, aliran dari setiap nadi berkurang. Ketika aliran berakhir, kontraksi otot orgasme terus terjadi tanpa tambahan cairan air mani. Sebuah studi sampel kecil tujuh orang menunjukkan rata-rata dari 7 semburan air mani (berkisar antara 5 dan 10 kontraksi) diikuti oleh rata-rata 10 lebih kontraksi tanpa sperma yang dikeluarkan. Alfred Kinsey mengukur jarak semburan ejakulasi. Pada tiga-perempat laki-laki, memancarkan air mani dari penis, “Pada beberapa pria saat ejakulasi, jarak air maninya dari ujung penis dapat mencapai dari beberapa inci sampai satu-dua kaki, atau bahkan sejauh lima atau enam (jarang delapan) kaki”. Masters dan Johnson melaporkan bahwa jarak ejakulasi tidak lebih dari 30-60 cm. Namun jarak ejakulasi, tidak ada hubungannya dengan fungsi seksual, seperti selama penetrasi penis dalam vagina jarak ejakulasi tidak memainkan peranan. Menetesnya air mani dari penis biasanya cukup untuk pembuahan. 3. Periode Refrakter Kebanyakan pria mengalami periode refrakter segera setelah orgasme, selama itu mereka tidak mampu mencapai ereksi, dan waktu yang lebih lama lagi sebelum mereka mampu mencapai ejakulasi selanjutnya. Lamanya masa refraktori sangat bervariasi untuk setiap individu. Umur mempengaruhi waktu pemulihan, pria yang lebih muda biasanya pulih lebih cepat daripada pria yang lebih tua, meskipun tidak selalu begitu. Namun, beberapa pria dapat mencapai rangsangan seksual yang cukup segera setelah ejakulasi, dan lain-lain mungkin memiliki periode refrakter kurang dari 15 menit. Periode pemulihan singkat dapat memungkinkan mereka untuk melanjutkan tanpa hambatan bermain seksual dari satu ejakulasi rangsangan seksual ke ejakulasi selanjutnya. Namun, kebanyakan pria tidak suka dirangsang (dengan hampir segala sentuhan dan cara) pada masa-masa awal periode refrakter. 4. Volume Kekuatan dan jumlah air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi akan sangat bervariasi antar pria dan mungkin berisi antara 0,1 dan 10 mililiter (Sebagai perbandingan, perhatikan bahwa satu sendok teh adalah 5 ml dan sendok makan 15 ml.). Volume air mani dipengaruhi oleh waktu yang telah berlalu sejak ejakulasi sebelumnya; semakin lama durasi rangsangan, semakin banyak pula volume air mani. Durasi stimulasi yang mengarah ke ejakulasi bisa mempengaruhi volume. Secara abnormal volume rendah dikenal sebagai hypospermia, meskipun hal itu adalah normal untuk jumlah air mani pria usia tua. 5. Kualitas Jumlah sperma dalam ejakulasi juga sangat bervariasi, tergantung pada banyak faktor, termasuk waktu sejak ejakulasi terakhir, usia, tingkat stres, dan testosteron. oligospermia adalah istilah untuk jumlah sperma yang rendah dengan volume air mani yang rendah pula, sedangkan tidak adanya sperma dari air mani disebut azoospermia. 2.3 Cara Mengatasi Ejakulasi Dini 2.3.1 Pengertian Ejakulasi Dini Ejakulasi dini adalah peristiwa keluarnya air mani secara mendadak yang menandai klimaks bagi seorang pria. Kasus ini terjadi biasanya sebelum penetrasi. Penetrasi adalah masuknya penis ke dalam vagina. 2.3.2 Faktor Penyebab Ejakulasi Dini: a. Faktor fisik Faktor yang menyebabkan terjadinya ejakulasi dini pada pria, antara lain adanya perubahan pada kelenjar prostat, penyakit diabetes, gangguan pada saraf dan karena kegagalan dalam mengendalikan titik ejakulasi. Pengalaman seksual di masa muda juga turut memberi andil terjadinya ejakulasi dini. Seks yang terburu-buru dan pengalaman seks yang tidak menyenangkan akan memberi respon pada otak untuk mempercepat proses ejakulasi. Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap cepatnya terjadi ejakulasi. b. Faktor non-Fisik Selain penyebab fisik, faktor-faktor non fisik juga memberi andil terjadinya ejakulasi dini pada pria. Misalnya, pasangan wanita sedang menderita sakit, tekanan kerja yang meningkat, masalah keluarga yang belum terselesaikan, orientasi seksual yang salah, kurang pengalaman dalam seks, suasana rumah yang tidak mendukung ketika bercinta, kecemasan, perasaan takut gagal dan fantasi seks yang berlebihan. Ketakutan atau kegelisahan juga bisa menjadi penyebab ejakulasi dini. Beberapa contoh pikiran yang membuat pria berejakulasi dini adalah perasaan resah tidak bisa memuaskan pasangannya atau banyaknya pikiran tentang pekerjaan. Tekanan dari dalam inilah yang justru membuatnya orgasme lebih awal. Istri yang terlalu bersemangat juga bisa menyebabkan pria mengalami ejakulasi atau orgasme yang terlalu cepat. Demikian dua penyebab utama terjadinya ejakulasi dini. Setidaknya ada 4 cara mengatasi ejakulasi dini yang bisa anda praktekkan. Penyembuhan total sebaiknya melibatkan kedua belah pihak. Komunikasi dan mencari jalan keluar bersama adalah solusi untuk menyembuhkan penyakit ejakulasi dini. 2.3.3 Gejala Ejakulasi Dini : 1. Ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi pada satu menit penetrasi vagina. 2. Ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi pada semua atau hampir semua penetrasi. 2.3.4 Cara Mengatasi Ejakulasi Dini: 1. Bila Anda merasakan akan terjadi ejakulasi, arahkanlah segera konsentrasi dan pikiran Anda pada hal-hal yang tidak berhubungan dengan kegiatan seksual anda saat itu. Hal tersebut tentunya akan mengurangi ransangan yang diterima pria sehingga keluarnya air mani bisa ditunda sejenak. 2. Anda bisa menggunakan kondom, cream atau alat bantu seks lainnya yang bisa mengurangi sensitifitas gesekan pada penis yang tujuannya untuk mengurangi ransangan yang diterima oleh seorang pria. Cara ini bisa saja dilakukan dengan menggunakan kondom yang agak tebal untuk mengurangi ransangannya. 3. Cara lainnya bisa juga dengan mencabut alat kelamin pria sewaktu ia akan orgasme, dengan cara ini memang kegiatan seks akan terputus secara mendadak dan menghindari keluarnya sperma. Anda bisa meminta bantuan pasangan anda untuk mengurangi gerakan pada saat hal ini terjadi. 4. Pilih posisi seksual yang bisa Anda nikmati dalam waktu yang lama, hal ini tujuannya untuk membuat pasangan Anda bisa orgaseme terlebih dahulu dan membuat permainan Anda tahan lebih lama. Hal yang perlu diperhatiankan : - Jangan memakai sembarang obat untuk mengatasi masalah ejakulasi dini Anda karena bisa fatal akibatnya. - Jangan pula berhubungan seks bebas tanpa ikatan perkawinan karena dampaknya bisa fatal pula, karena penyakit menular seksual / PMS selalu beredar di mana-mana tanpa Anda sadari, gunakan kondom bila Anda melakukan hal tersebut. - Gunakan teknik bercinta yang aman untuk mendapatkan kepuasan batin Anda dan pasangan Anda. Pastikan pasangan Anda bebas PMS sebelum dan sesudah menikah, periksalah secara berkala.   BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Ejakulasi (ejaculation) adalah proses pengeluaran air mani (biasanya membawa sperma) dari saluran reproduksi pria dan biasanya disertai dengan orgasme. 2. Proses pengeluaran sperma melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Stimulan. 2. Ejakulasi. 3. Periode refrakter 4. Volume. 5. Kualitas. 3.2 Saran Adapun saran dari penulis yaitu : Ejakulasi merupakan proses penting dalam reproduksi dan keharmonisan hubungan rumah tangga, untuk itu diharapkan dapat tercapai ejakulasi yang baik, terhindar dari ejakulasi dini. Di harapkan kepada pembaca terutama kaum laki-laki untuk memahami masalah ejakulasi dan masalah yang berhubungan dengan ejakulasi yakni ejakulasi dini dan gejalanya, serta cara mengatasinya, karena tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada siapapun.   DAFTAR PUSTAKA Anonim : http://penyebabejakulasidini.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 27-09-2013 pukul 19:40 anonim : http://my.opera.com/mylicengsui/blog/index.dml/tag/PROSES%20EREKSI%20DAN%20EJAKULASI%20PENIS Diakses pada tanggal 26-09-2013 pukul 22:00