Resensi Kumpulan Cerpen "Ketika Mas Gagah Pergi"

Islam Itu Indah

Oleh : Afidah Risdyana dan Ida Farida

    Judul              : Ketika Mas Gagah Pergi
    Pengarang      : Helvy Tiana Rosa
    Penerbit         :  Asma Nadia, Depok
    Tebal              : 241 hlm.

    Helvi Tiana Rosa lahir di Medan, 2 April 1970. Ia menempuh pendidikan S1 di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, S2 di jurusan Ilmu Susastra, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dan S3 Pendidikan Bahasa di Universitas Negeri Jakarta.
    Sehari-hari Helvy adalah Dosen  Bahasa dan Sastra di Universitas Negeri Jakarta. Helvy pernah menjadi Anggota Dewan Kesenian Jakarta (2003-2006). Kini ia tercatat sebagai Anggota Majelis Sastra Asia Tenggara. Penulis 45 buku dan editor puluhan buku ini juga merupakan pendiri Teater Bening, sebuah teater kampus di UI.
    Cerpen-cerpen karya Helvy di antaranya : Bukavu (LPPH 2008) Wanita yang Mengalahkan Syetan (Tamboer Press, 2002), Manusia-manusia langit (Syaamil, 2000), Kembara Kasih (Pustaka Annisa, 1999), dll. Cerpen karyanya banyak di muat di majalah dan dalam buku antologi, dari hasil karyanya ini Helvy memperoleh penghargaan Kartini Award dari Majalah Kartini (2009).
    Sesuai dengan latar belakangnya yakni seorang muslimah dan juga dulunya merupakan mahasiswa UI, hal ini menjadi background dalam beberapa cerpen yang di tulisnya. Melalui beberapa cerita yang disajikan, pembaca akan dapat menyelami nuansa islami yang ada dalam kehidupan para tokoh pada cerita tersebut, yang awalnya belum mengerti makna islam secara utuh yang kemudian menyadari bahwa sebenarnya islam itu indah. Misalnya dalam cerpen “Ketika Mas Gagah Pergi”, alur ceritanya dapat membangkitkan rasa ingin tahu pembaca serta membuat pembaca merenungkan isi dari cerpen tersebut.
Dalam kumpulan cerpen ini juga terdapat kisah-kisah nyata. Pattimura, dari namanya tentunya kita akan membayangkan seorang pahlawan, tak beda dari sang pemilik nama ini dalam cerpen yang berjudul “Pattimura”, ia rela pergi demi menjaga perasaan keluarga angkatnya karena saudara angkatnya yang iri akan kasih sayang yang di curahkan kepada Pattimura, saat masih kecil ia di pungut ibu angkatnya dari panti asuhan, ibu angkat Patti selalu merindukan dan mencemaskan Patti apalagi saat terdengar kabar bahwa ada kerusuhan di Ambon tempat Patti tinggal dan kuliah, konflik SARA telah merenggut nyawanya saat dia berusaha melindungi para wanita dan anak-anak saat terjadi konflik.
    Kultur budaya jawa, tempat penulis lahir dan di besarkan mempengaruhi dalam penulisan karyanya, di beberapa cerpen terdapat bahasa jawa yang di sispkan dan juga bahasa  sunda yang masih kental, sayangnya tidak ada keterangan atau kamus kecil sehingga membuat pembaca yang tidak memahami bahasa tersebut merasa terganggu.
     Terlepas dari kekurangan dan kelemahan, kumpulan cerpen “Ketika mas Gagah Pergi” sangat layak untuk dibaca karena mengandung pesan-pesan moral serta religius. Cerpen ini sesuai untuk segala usia, terutama bagi remaja karena banyak mengangkat tentang kisah-kisah remaja yang disispkan nilai pendidikan religius didalamnya.

Nama :
1.    Afidah Risdyana
2.    Ida Farida
Tugas :
Menulis Resensi Kumpulan Cerpen
Kelas : XII IPA 4 Man Tambakberas
Pembimbing : Bu. Nur Faizah

0 comments:

Post a Comment

 
d
a
m
h
c
A
i
f
A